Senin, 03 Juni 2013

Selamat Jalan, Pak

Hari Kamis lalu, tepatnya tanggal 30 Mei 2013 adalah 100 hari meninggalnya Bapak. Ia mungkin bukan sosok pria yang hebat. Bukan pula seorang pria yang mapan. Ia adalah seorang perantau. Jarang ada kabar darinya. Begitu ada, kami sadar bahwa kami terpisah jauh. Kami selalu terpisah. Entahlah, apa yang ia cari, apa yang ia rasakan. Mengapa begitu lama ia meninggalkan keluarga? Mengapa ia tak kembali saja dan berkumpul lagi dengan kami? Mungkin ia merasa nyaman dengan keadaannya yang seperti itu. Mungkin juga ada sesuatu. Tak ada yang tau. Jiwa perantau dalam dirinya terus ia miliki hingga maut menjemput.
Hari ke-100 kepergiannya, masih menyisakan sesak di dada kala teringat detik-detik kepergiannya. Sungguh apabila waktu bisa kembali, inginku kembali di hari sebelum kepergiannya. Sungguh aku tak pernah menyangka ia akan pergi secepat itu. Andai kutau, aku akan selalu berada disisinya. Tak akan kutinggalkan sedetik pun. Ya Allah, masih sakit hati ini mengingat kepergian Bapakku. Sendiri, tak ada seorangpun keluarga yang menemaninya. Sungguh, ini telah menjadi luka abadi di hatiku. Tak akan pernah sembuh. Mungkin saja tak ada penawarnya.
Apa boleh buat. Semua telah digariskan oleh-Nya. Tak ada yang bisa menduga, semua rahasia Ilahi. Kini Bapak telah tiada. Aku harus bisa mengikhlaskannya pergi. Aku hanya bisa mendo'akannya, semoga ia bahagia disana. Merasakan kebahagiaan yang jarang ia rasakan di dunia ini. 
Ya Allah, jagalah Bapakku disana. Tempatkanlah ia di tempat terindah. Ampunilah dosa-dosanya, maafkanlah segala kekeliruannya. 
Ya Allah, izinkan aku bertemu dengannya lagi. Walau hanya dalam mimpi. Walau hanya sekejap. Aku sangat merindukannya..
Andi Aminudin

Selamat Jalan Pak. Selamat Jalan Bapakku Sayang..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar