Pertengkaran kemarin masih menyisakan sakit di hatiku. Aku tak tahu kenapa pertengkaran itu bisa terjadi. Mungkin aku terlalu sensitif saat itu, mungkin juga aku kecewa. I've tried to give the best for them. I want they feel comfortable to stay here. I just wanna make them be happy. I want he can be better, change his bad act, realize that live is hard so we have to struggle. Truly, I had no bad intentions. Tapi, mengapa seakan-akan mereka tak menghargai jerih payahku? When I conveyed what I see, what I hear, mereka menganggapku membesar-besarkan hal sepele dan akhirnya semua berbalik menyerangku. Semuanya berbicara, menurut pandangan mereka masing-masing tanpa memikirkan apa yang aku rasakan saat itu. Sungguh sangat sulit diterima, detik itu aku menyadari she doesn't love me as big as him. It's not fear.
Kejadian kemarin, menciptakan ribuan pertanyaan dikepalaku. Apakah ia tulus? Apakah tak ada seorang pun yang mencintaiku dengan tulus? Jika semua orang ingin dijaga perasaannya, lalu siapa yang menjaga perasaanku? Lalu aku harus kemana? Lalu aku harus pergi kepada siapa? Dan bla bla bla.. Pertanyaan-pertanyaan yang aku sendiri tak tahu jawabannya lalu lalang di pikiranku. Pertanyaan-pertanyaan yang membuatku tak henti-hentinya menitikkan air mata. Sungguh, untuk menangis pun ku segan, aku hanya bisa menjaga perasaan mereka. Lalu aku harus bagaimana?
Di saat seperti itu, aku hanya mengharapkan kata-kata dari seseorang yang bisa menyejukkan hati. Tapi sungguh mengecewakan tak seorang pun mau menghiburku, tak juga seseorang yang aku percaya untuk menghabiskan hidup bersama dalam suka maupun duka. Terlintas di benakku, Did I choose the right one? Sungguh, itu membuatku sangat terpuruk malam itu. Aku merasa sendiri dan sangat dingin.
I am disappointed. I feel stranger in my own home. Somebody help, I can't take it any longer.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar